Kita pasti pernah denger pepatah hemat pangkal kaya atau rajin pangkal pandai.
Itu adalah contoh argumen sebab akibat. Paling tidak, ada dua premis yang satu Premis sebab dan satu lagi premis akibat.
Contoh:
Indra selalu berolahraga setiap hari
Dia tidak pernah absen karena sakit.
Jadi rutin berolahraga membuat kita tidak mudah sakit.
Indra selalu berolahraga setiap hari adalah premis a
Indra tidak pernah absen karena sakit premis b
Kesimpulan nya rutin berolahraga membuat kita tidak mudah sakit.
Sebab a akibat b
Jika premis penyebab ditambah premis akibat dan kesimpulan seperti ini, maka argumen kita dapat dikatakan lengkap. Agar argumen kita tidak hanya lengkap namun juga meyakinkan, kita harus mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Hubungan sebab akibat biasanya ditandai dengan korelasi antara dua hal
Misalnya:
Rajin berolahraga dan tidak gampang sakit
Namun korelasi belum tentu menunjukkan hubungan sebab akibat
Apa itu toleransi?
A dan b disebut memiliki korelasi saat menemukan bahwa , jika a maka ada b atau sebaliknya dan ini sering cukup terjadi.
Misalnya:
Lesa sering melihat bahwa orang orang hampir selalu makan fast food sambil minum-minum an ringan.
Maka kita dapat mengatakan bahwa fast food dan minuman ringan memiliki korelasi antara satu sama lain. Tetapi minuman ringan tidak menyebabkan orang membeli fast food atau sebaliknya. Ternyata sebagian besar restoran fast food menjual makanan nya sepaket dengan minuman.
Kesimpulannya, hanya karena a dan b hadir bersamaan. Kita tidak bisa langsung menilai mereka mempunyai hubungan sebab akibat.
2. Pertimbangkan penjelasan lainnya
Setiap kali menduga bahwa a dan b memiliki hubungan sebab akibat, tanyakan pada diri sendiri apakah ada penjelasan lain dari korelasi a dan b.
Setidaknya ada 3 kemungkinan penjelasan tandingan:
- Kebetulan
Contoh:
Tati berkata: setiap tanggal 13 pasti saya mengalami hal buruk
Karena itu tanggal 13 adalah tanggal sial
Jika Tati betul betul selalu mengalami hal tersebut, maka ia bisa mengatakan ada korelasi antara tanggal 13 dan kesialan. Tapi sulit membayangkan hubungan logis antara tanggal dan kebetulan seseorang. Karena itu, argumen sebab akibat tidaklah benar.
- Hubungan sebab akibat yang terbalik
Dalam kasus ini, bukan a yang menyebabkan b. Tapi b menyebabkan a
Misalnya:
Menonton film aksi membuat orang terbiasa dengan kekerasan
Padahal mungkin saja pelaku sebaliknya orang yang sudah terbiasa melihat kekerasan bisa jadi cenderung suka film aksi
- Adanya faktor ketiga
Terkadang kita terlalu sibuk memikirkan apakah a menyebabkan b atau sebaliknya. Lalu kita lupa bahwa mungkin ada faktor ketiga yang mempengaruhi keduanya. Inilah yang sering terjadi antara korelasi. Antara fast food dan minuman ringan ada faktor ketiga yang tersembunyi yaitu paket yang ditawarkan oleh restoran.
3. Menjelaskan bagaimana a menyebabkan b
Contoh:
Anak anak banyak yang sakit gigi
Anak anak banyak yang menkonsumsi gula.
Jadi banyak menkonsumsi gula dapat menyebabkan sakit gigi
Argumen ini kurang meyakinkan karena kita tidak menjelaskan alasan gula menyebabkan sakit gigi.
Coba bandingkan dengan:
Anak anak sering mengeluh sakit gigi
Anak anak cenderung sering menkonsumsi gula
Sisa gula memang mengandung bakteri busuk yang dapat merusak gigi. Apalagi anak anak sering kurang disiplin menyikat gigi.
Melengkapi penjelasan di atas dapat berguna ketika kita bingung menentukan apakah a menyebabkan b atau sebaliknya.
Contoh:
Kita mengamati bahwa kegiatan meditasi memiliki korelasi dengan tenang tidaknya seseorang.
Tetapi kita tidak yakin mana penyebab mana akibat.
Untuk menentukan mana sebab dan akibat. Mari bandingkan dua argumen berikut:
- Orang yang suka meditasi biasanya cenderung tenang karena meditasi kita berlatih mengatur nafas dan emosi.
Jadi meditasi membuat kita lebih tenang
- Orang yang suka meditasi cenderung tenang. Orang yang suasana yang tidak ramai atau hening.
Karena itu orang yang tenang lebih sering meditasi.
Argumen pertama menjelaskan bagaimana meditasi berdampak kepada ketenangan
Argumen kedua menjelaskan ada asumsi bahwa semua orang yang tenang tidak suka keramaian
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KEUTAMAAN BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM
BAB KE 3 *{الباب الثالث}: في فضيلة بسم الله الرحمن الرحيم* قال صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَ...
-
A. Pengertian Dari segi bahasa, ali adalah isim fa’il dari kata الْغُلُوُّ yang berarti tinggi, antonim dari النُّزُوْلُ yang artinya ren...
-
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan mendeskripsikan kesalahan dalam kalimat yang berupa kata transliterasi. Latar belakang masalah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar