Sabtu, 04 Mei 2019

Pelajaran 5 (analogi)

Analogi salah satu penalaran induktif
Analogi adalah penggunaan contoh yang m memiliki kemiripan dengan topik pembicaraan.
Jika ada yang menunjukkan kesamaan antara dua hal seperti ibarat, bagaikan, dan sebagainya. Kemungkinan argumen tersebut menggunakan analogi. Analogi sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Dengan analogi kita bisa menjelaskan suatu hal kepada seseorang yang belum mengerti.
Misalnya:
Siska ingin membuat adiknya yang baru masuk SD paham, kenapa mencontek itu tidak baik.
Siska berkata:
Kita tidak boleh mencontek karena pencontek itu seperti pencuri. Ia mengambil milik orang lain diam-diam, ia pakai untuk diri sendiri tapi pemilik aslinya tidak dapat apa-apa.
Argumen Siska tadi menganalogikan perbuatan mencontek sebagai pencurian, untuk menjelaskan kenapa mencontek adalah perbuatan buruk.
Jika kita menjelaskan bahwa mencontek bertentangan dengan tujuan pendidikan tentu adiknya tidak akan mengerti, tapi anak yang baru masuk SD akan lebih mudah memahami kenapa pencuri itu tidak baik.
Langkah-langkah membuat analogi:
1. Contoh yang digunakan sesuai fakta.
Pada dasarnya contoh adalah premis dari sebuah argumen. Agar kesimpulan argumen kuat, maka premis harus benar atau sesuai fakta. Banyak orang memakai pribahasa atau dongeng sebagai analogi.
Misalnya:
Kita harus tabah jika ditindas orang lain, ketabahan akan berbuat baik seperti bawang putih yang menerima mukjizat karena selalu sabar walaupun di dzolimi bawang merah dan ibu tirinya.
Analogi ini lemah, karena cerita bawang putih dan merah tidak benar-benar terjadi. Akibatnya, kita sulit untuk percaya bahwa ketabahan betul-betul akan berbuah baik
2. Contoh punya cukup kemiripan dengan topik
Contoh tidak harus sama persis dengan argumen, lihat kembali argumen Siska yang menganalogikan pencontek sebagai pencuri. Orang yang mencontek mengambil hasil pemikiran orang lain, sedangkan pencuri mengambil benda fisik. Tapi keduanya sama-sama mengambil milik orang lain untuk kepentingan sendiri. Karena itu, analogi Siska bisa dibilang cukup kuat. Bandingkan dengan contoh berikut:
Makanan seperti bahan bakar. Tanpa makanan tubuh kita tidak bisa beraktivitas.
Analogi ini sangat lemah, karena terlalu banyak perbedaan antara fungsi makanan untuk tubuh manusia dan fungsi bahan bakar untuk mesin. Makanan tidak hanya berpengaruh terhadap energi tubuh, makanan juga bisa berpengaruh terhadap berat badan dan kesehatan bahkan hormon, sehingga berdampak pada emosi. Semakin banyak perbedaan yang dibandingkan, semakin lemah analogi kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEUTAMAAN BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

BAB KE 3 *{الباب الثالث}: في فضيلة بسم الله الرحمن الرحيم* قال صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَ...