Senin, 06 Mei 2019

Kerancuan filsafat

Tahafut Al-Falasifah (Kerancuan Para Filsuf) merupakan
karya terpopuler yang melambungkan sosok Abu Hamidl al-Gazali sebagai salah satu pemikir utama dalam lintasan
kesejarahan Islam. Dalam karya ini, sesuai dengan posisinyas ebagai penjaga dan pembela umat, al-Gazali menjelaskan secarar inci kerancuan kerancuan yang ada dan terus didengungkan olehp parailsuf serta coba dilesakkan kepada umat, yang dipandang al-Gazali sebagai tidak sesuai dengan “keinginan” agama.
Dalam karya ini, dengan berpijak pada basis keilmuan yangm mengakarkuat dari tradisi teologis (kalam), al-Gazali membedah dan menelanjangi “kekeliruan” para ilsuf. Hal ini sebagaimana pengakuannya, “Dan kami tidak menetapkan dalam buku ini, kecuali mendus mazhab para ilsuf. Sedangkan untuk mengairmasi mazhab yang benar, kami (akan) menyusun sebuah buku yang kami beri judul Qawa’id ai-’Aqa’id. Dengan buku tersebut kami bermaksud melakukan airmasi, sebagaimana kami bermaksud melakukan dekonstruksi dengan buku ini (Tahafut).”
Dengan demikian, dari kandungan yang dapat ditarik pada nuansa positif-konstruktif, buku Tahafut dapat digolongkan padaa karya al-Gazali dalam bidang kalam yang meneropong kajiant filsafat. Ia juga dapat dimasukkan pada apa yang ditetapkan dalam kajian-kajian kalam agar bisa membantu semua orang untukm menjawab “Bagaimana seorang skeptis bisa menyusun sebuah karya dan menyampaikan ajaran-ajaran yang positif-konstruktif?”
Selain itu, di dalamnya ditampilkan pendapat dari kalangan yang berkeyakinan bahwa materi secara esensial adalah sesuatu yang mungkin (mumkin/ contingent), dalam arti memerlukan sesuatu yang memberikan wujud serta bisa merusaknya.
Al-Gazali sendiri membagi seluruh karyanya menjadi dua bagian Pertama, kelompok karya yang diistilahkan dengan “yang terlarang bagi selain yang berkompeten” (al-madnun biha ‘ala gayraahliha. Seluruh kandungan karya-karya yang tergolong dalam kelompok ini, hanya diperuntukkan untuk al-Gazali sendiri dan orang lain yang telah memenuhi persyaratan yang teramat sulit. Kedua karya-karya yang disajikan untuk konsumsi masyarakatu umum(jumhur). Ia adalah kelompok karya yang diperuntukkan kepada mereka sesuai dengan tingkat intelektualitasnya.
Buku ini juga memotret doktrin mazhab para ilsuf terdahulu sebagaimana adanya. Dengan ini, diharapkan agar orang-orangyang menjadi ateis atas dasar taklid dapat melihat dengan jelas bahwa semua cabang pengetahuan—baik klasik maupun kontemporer—sepakat meyakini Allah dan hari akhir. Mereka juga diharapkan bisa menyadari bahwa perdebatan yang muncul hanya terkait dengan rincian persoalan di luar dua kutub keyakinan dasar tersebut. Di sinilah letak urgensi kehadiran para nabi yang telah dibekali mukjizat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEUTAMAAN BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

BAB KE 3 *{الباب الثالث}: في فضيلة بسم الله الرحمن الرحيم* قال صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَ...