Sabtu, 04 Mei 2019

Pelajaran 4 (Generalisasi)

Generalisasi adalah salah satu jenis penalaran induktif.
Jika kita mengambil kedimkesim tentang seluruh kelompok berdasarkan informasi sebagian anggota nya, maka kita melakukan generalisasi.
Kelompok:
- Bisa berupa organisasi (pelayanan di kantor pos selalu memuaskan)
- Suatu suku bangsa (orang Maluku biasanya memiliki rambut ikal)
- Sejenis benda (sepeda motor buayab Jepang lebih ekonomis dari pada buayan negara barat)
- Topik tertentu (toleransi adalah nilai yang dianut seluruh warga negara)
Informasi berasal dari:
- Pengamatan kita sendiri terhadap sebagian anggota
- Sumber lain
Namun dalam generalisasi, informasi yang digunakan untuk menilai kelompok sebenarnya tidak lengkap. Karena hanya diambil dari sebagian bukan seluruh anggota kelompok. Oleh karena itu, kesimpulan yang difadid dari generalisasi hanya sebuah dugaan bukan pernyataan yang mutlak benar.
Contoh:
Tahukah kamu orang Indonesia sangat menyukai makanan pedas.
Pernyataan tersebut membuat kesimpulan tentang selera umum sebuah kelompok yaitu Indonesia. Mungkin si pembuat pernyataan sering bertemu dengan orang yang suka makanan pedas, mungkin juga dia banyak menjumpai menu pedas di tempat-tempat makanan Indonesia. Tapi belum tentu dia sudah bertanya kepada semua orang atau mencoba makan seluruh makanan Indonesia.
Jadi untuk menilai sebuah generalisasi lihatlah sebagai sebuah dugaan. Apakah dugaan ini mempunyai dasar yang kuat? Berikut cara membuat generalisasi yang baik:
1. Gunakan lebih dari 1 contoh.
Misalnya:
Ana berkata: Pak Bayu menolak membayar iuran sampah bulanan, penghuni perumahan ini memang sangat kikir.
Ana berkesimpulan bahwa seluruh penghuni rumah bersifat kikir, hanya berdasarkan satu contoh saja yaitu pak Bayu. Karena itu yang dilakukan ana adalah generalisasi yang lemah. Agar kesimpulan menjadi kuat, ia harus menyebutkan lebih banyak contoh penghuni lain yang perilakunya dapat dikatakan kikir
2. Gunakan contoh yang benar-benar mewakili keseluruhan kelompok.
Misalnya:
Sebagian besar anak kelas 12 a
Diterima di Universitas Negeri
Karena itu, tingkat keberhasilan masi Universitas Negeri di sekolah ini dapat dikatakan tinggi.
Generalisasi itu kurang kuat karena contoh yang digunakan tidak mewakili keseluruhan siswa kelas 12 di sekolah tersebut. Bisa saja sekolah tersebut mengumpulkan anak yang pintar di kelas 12 a, sehingga wajar jika sebagian besar diterima di Universitas Negeri. Jadi kita harus mengambil contoh dari kelas kelas kelas lain bukan hanya satu kelas saja.
3. Waspadai informasi yang tersembunyi.
Contoh:
Dalam satu tahun terakhir ratusan orang meninggal akibat kecelakaan bus.
Karena itu bus bukanlah alat transportasi yang aman.
Sekilas argumen itu tampak kuat, karena angka ratusan terdengar sangat besar. Tetapi jika kita tahu ada belasan juta orang yang menggunakan bus dengan selamat selama satu tahun terakhir, maka persepsi kita akan berubah. Dengan kata lain, seharusnya argumen ini menggunakan bandingan antara jumlah korban kecelakaan dan dengan yang selamat. Tapi harus satu faktor saja yang disebutkan disini.
4. Uji generalisasi dengan contoh yang berlawanan.
Contoh yang berlawanan adalah informasi yang bertentangan dengan generalisasi kita, walaupun bertentangan ia tidak akan memperlemah argumen sebaliknya ia akan memperkuat argumen kita.
Misalnya:
Pemain sepakbola liga Inggris digaji sangat mahal.
Ini adalah generalisasi yang lemah karena kita tahu bahwa liga Inggris terdiri dari banyak divisi dan hanya pemain divisi atas saja yang digaji sangat tinggi. Oleh karena itu, generalisasi yang lebih kuat adalah:
Umumnya, pemain sepakbola liga Inggris digaji sangat tinggi. Kecuali pemain dari klub-klub divisi bawah.
Dengan umumnya dan kecuali kita mempersempit kesimpulan sekaligus memperkuatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEUTAMAAN BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

BAB KE 3 *{الباب الثالث}: في فضيلة بسم الله الرحمن الرحيم* قال صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَ...