Minggu, 28 April 2019

Pelajaran 3 (berbagai jenis argumen dan penalaran untuk melatih logika)

Membutuhkan kemampuan menilai dan menyusun argumen agar bisa menentukan sikap.
Ketika mendengar kata argumen mungkin terbayang dua pihak yang sedak cekcok atau adu mulut, padahal argumen dan adu mulut berbeda. Jika adu mulut satu pihak percaya satu hal dan pihak lain percaya hal yang berbeda. Adapun argumen adalah serangkaian kalimat yang bersifat persuasif atau bertujuan mengubah pandangan orang dari tidak setuju menjadi setuju, dari pilihan A menjadi B, atau dari tidak yakin menjadi yakin.
Yang membedakan argumen dan opini adalah: Argumen harus terdiri dari beberapa kalimat.
 Kalimat 1 kesimpulan
Kalimat 2,3 dan seterusnya adalah premis atau yang menjadi alasan dasar.
Opini seseorang tentang sebuah topik belum tentu dapat disebut argumen, baru bisa disebut argumen jika memiliki premis-premis yang mendukung opini-opini tersebut
Misalnya:
Lika berkata : menurut saya solusi radikalisme adalah memperkuat pengawasan aparat kepada masyarakat
Budi menanggapi: saya tidak setuju, menurut saya solusi radikalisme adalah peningkatan kualitas pendidikan.
Perbedaan : adu mulut
Karena mereka tidak menyampaikan alasan dibalik opini tersebut. Akan tetapi jika budi menambahkan satu kalimat sederhana sehingga menjadi:
“Solusi radikalisme adalah pengangkatan kualitas pendidikan karena banyak kelompok radikalisme merekrut mereka yang berpendidikan rendah.”
Maka pernyataan tersebut bisa disebut argumen
Salah satu ciri lain dari pernyataan yang bukan argumen adalah jka pernyataan tersebut tidak dapat diperdebatkan.
Berikut hal-hal yang bukan argumen:
Fakta “sifat air, air tidak memiliki warna, bau maupun rasa
Deskripsi “langit hari ini cerah dan tidak berawan”
Penjelasan “tumbuhan membuat udara menjadi sejuk disiang hari melalui fotosintesis yang menghasilkan oksigen”
Premis dan kesimpulan yang membentuk sebuah argumen, proses penarikan kesimpulan dari premis-premis disebut penalaran
Penalaran terdapat dua macam:
Deduktif
Penalaran jika semua premis benar atau aktual
Maka kesimpulan yang diambil pasti benar
Contoh:
-Semua murid yang mendapat nilai dibawah 60 harus mengikuti remedial
-Nilai Ridwan 45, Santoso 30, Irma 50
-Ridwan, Santoso, Irma harus mengikuti remedial
Induktif
Walaupun penalaran ini premis-premis nya benar atau aktual
Maka kesimpulan yang diambil belum tentu benar
Contoh:
-Dinda, Satria, Wawan sekolah di SMA 101 pandai matematika
-Anak-anak yang bersekolah di SMA 101 pandai matematika
Pernyataan itu belum tentu benar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEUTAMAAN BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

BAB KE 3 *{الباب الثالث}: في فضيلة بسم الله الرحمن الرحيم* قال صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَ...