Minggu, 16 Juni 2019

Hadis Ali nazil

A. Pengertian
Dari segi bahasa, ali adalah isim fa’il dari kata الْغُلُوُّ  yang berarti tinggi, antonim dari النُّزُوْلُ yang artinya rendah atau turun. An-nazil berasal dari An-nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempet atau pada status dan kedudukan. Tinggi dan rendah disesuaikan dengan tingkat derajat kualitas suatu hadis.Jika sedikit perawi suatu hadis, tentunya lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan jumlah perawi yang banyak dalam konteks hadis yang sama-sama shahih. Dalam istilah muhadditsin, hadis ali adalah:
مَا قَلَّ عَدَ دُ رُوَاتِهِ إِلَى الرَّسُوْلِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنِّسْبَةِ لِسَنَدٍ آخَرَ
Suatu hadis yang sedikit jumlah para perrawinya sampai kepada Rasulullah Saw dibandingkan dengan sanad lain.
 
مَاكَثُرَ عِدَدُ رُوَاتِهِ إِلَى الرَّسُوْلِ صَلَّ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِا لنِّسْبَةِ لِسَنَدٍ آخَرَ 
Hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulullah Saw dibandingkan dengan sanad lain.
Dari pengertian di atas jelas bahwa hadis ali adalah hadis yang sedikit jumlah perawi yang ada dalam sanad sampai kepada Rasulullah jika dibandingkan dengan sanad lain, sedangkan hadis nazil sebaliknya, yaitu hadis yang banyak jumlah perawi dalam sanad jika dibandingkan dengan sanad lain. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lain hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sedikit sanad-nya yaitu 5 orang disebut ali dibandingkan dengan sanad yang berjumlah 7 orang. Demikian juga sanad yang berjumlah 7 orang dibandingkan dengan sanad yang berjumlah 9 orang. Sebaliknya, sanad suatu hadis yang berjumlah 9 orang lebih banyak daripada sanad yang berjumlah 7 dan 5 orang yang disebut hadis nazil.
b. Macam- Macam hadis Ali
Hadis ali dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
1. Ali Mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah Saw karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini paling tinggi diantara macam-macam ali apabila ia memiliki sanad yang shahih.
2. Ali Nisbi atau idhafi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan beberapa hal tertentu dibawah ini.
a. Dekat dengan salah seorang imam hadis. Misalnya dekat dengan Al-Amasy atau Hasyim atau Ibnu Juraji, dan atau dengan Malik, sekalipun banyak para perawi setelah iman tersebut sampai kepada Rasul.
b. Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani seperti kitab shahihayn dan 4 kitab sunan. Dalam hal ini ada beberapa macam:
1. Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad syaikh (guru) salah seorang penghimpun hadis ke dalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit daripada melalui sanad penghimpun tersebut. Misalnya, kata Ibnu Hajar sebagaimana yang dikutip oleh Ajaj Al-Khathib dan At- Thahan, bahwa sanad sebuah hadis diriwayatkan Al-Bukhori dari Qutaibah dari Malik, jarak antara kita dan Qutaibah sebanyak 8 orang. Sedangkan sanad hadis yang sama melalui Abu Al-Abbas As-Siraj dari Qutaibah antara kita dan Qutaibah terdapat 7 orang. Berarti terjadi adanya kecocokan (Muwafaqah) bagi kita dengan Al-Bukhori pada syaikhnya dan sanad kita lebih sedikit (ali).
2. Badal, yaitu jika melalui sanad syaikhnya syaikh (gurunya guru) salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit daripada melalui sanad penghimpun tersebut. Contohnya, isnad Al-Bukhori di atas dengan melalui isnad lain dari Al-Qa’nabi dari malik. Al-Qa’nabi sebagai pengganti (badal) dari Qutaibah. Al-Qa’nabi adalah syaikhnya syaikh Al-bukhori.
3. Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun ke dalam buku hadis. Misalnya kata Ibnu Hajar, jika An-Nasa’I meriwayatkan sebuah hadis dari nabi Saw jarak antara keduanya sebanyak 11 orang, sementara hadis yang sama melalui sanad lain antara kita dan Nabi juga 11 orang. Dalam hal ini berarti adanya persamaan (Musawah) jumlah bilangan periwayatantara kita dan An-Nasa’i.
4. Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpuun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabatan tangan.
c. Ali, karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua sanad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi ali
d. Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya, dua orang perawi sama-sama mendengar suatu hadis dari seorang syaikh. Akan tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu, sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahum yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad ali karena lebih dahulu mendengar.
C. Macam- Macam Nazil
Pembagia hadis nazil lawan dari macam-macam hadis ali di atas.
 D.Hukum Hadis Ali dan Nazil
Mayoritas ulama menilai hadis ali lebih utama daripada nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan- kemungkinan cacat. Ibnu Al-Madini berkata “Nazil itu tercela”. Ini jka sama-sama kuat sanad-nya. Mayoritas ulama berpendapat isnad ali dari orang- orang tsiqah lebih utama daripada isnad nazil, sekalipun dari orang-orang tsiqah pula. Mereka tidak mengambil hadis ali yang bukan dari orang-orang tsiqah sebagaimana banyak di antara mereka  memilih nazil daripada ali apabila lebih berfaedah.
Secara umum, tingkatan hadis ali dan nazil ibarat sebuah barang yang diperjualbelikan sekalipun berharga yang sudah second, jika baru melalui sedikit tangan, lebih baik daripada yang sudah melalui banyak tangan. Inipun jika para pemilik itu sama-sama jujur. Jika tidak maka tidak ada pengaruhnya antara banyak dan sedikit tangan yang pernah memiliki barang tersebut.
Nama hadis ali dan nazil tidak menunjukkan keshahihan suatu isnad. Oleh karena itu, para ulama lebih memperhatikan sifat-sifat perawi daripada jumlah para perawi dalam sanad.Tujuan ulama, mutaqddimin mengetahui isnad ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang nazil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEUTAMAAN BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

BAB KE 3 *{الباب الثالث}: في فضيلة بسم الله الرحمن الرحيم* قال صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَ...