Minggu, 16 Juni 2019

النَّعْتُ وَ مَنْعُوْت


النَّعْتُ : لَفْظٌ يَدُلُّ عَلَى صِفَةٍ فِى إِسْمٍ قَبْلَهُ ، وَيُسَمَّى الْإِسْمُ الْمَوْصُوْفُ مَنْعُوْتًا
النَّعْتُ يَتْبَعُ الْمَنْعُوْتَ فِى رَفْعِهِ وَنَصْبِهِ وَجَرِّهِ
Di dalam bahasa arab , khobar suatu mubtada bisa dijelaskan dengan sifat-sifat tambahan yang lain. Diistilahkan dengan na’t man’ut (sifat dan yang disifati). Pengungkapan na’t harus sesuai dengan man’ut . Kesesuaian ini ada dalam 3 hal:
Harokat, apabila man’ut itu i’robnya rofa’ maka na’tnya pun rofa’ , tetap seperti itu meskipun na’tnya lebih dari satu kata
Sifat, laki-laki maupun perempuan pada lafadznya (mudzakkar atau muannats)
Nakiroh, (huruf alim lam pengenal pada awal katanya)
Na’t adalah penyempurna lafadz sebelumnya dengan sebab menyifati atau menyifati lafadz hubungannya..
Contoh:
الْفَصْلُ جَمِيْلٌ وَاسِعٌ بَارِدٌ
Lafadz wasi’un dikatakan sebagai na’t (sifat) penulisannya harus sama dengan man’ut (yang disifati-jamiilun), baik dari sisi I’rob, jenis kata, maupun alif lam ma’rifatnya. Begitu pula kata na’t selanjutnya.
Sifat واسع disesuaikan dengan yang disifati yakni جميل , jika yang disifati muannats seperti جميلة maka sifatnya juga menjadi muannats yakni menjadi واسعة , begitu juga dengan kaidah yang lain.
Berikut contoh-contoh na’t man’ut yang berupa i’rob (berubahnya akhir kalimat karna berbeda-bedanya amil yang masuk).

Rofa’  :  جَاءَزَيْدٌكَرِيْمٌ
 :   جَاءَFi’il madhi mabniyyun ‘alal fathi
 :   زَيْدٌMan’ut yang dirofa’kan ,karena dia menjadi fa’il   maka dia menjadi rofa’ (dhammah)
 كَرِيْمٌ: Na’t yang menjadi rafa’ karna mengikuti man’ut

Nasob : رَأَيْتُ زَيْدًاعَالِمًا
 رَأَيْتُ: Fi’il madhi mabni ‘ala sukun karna bertemu dengan dhamir rofa’
زَيْدًا  : Man’ut  dinasob karna menjadi maf’ulun bih yang tandanya adalah nasob (fathah)
 عَالِمًا: Na’at  dinasob karna mengikut man’ut

Jar :  سَلِمْتُ عَلَ الرَّجُلِ الْمَذْهَبٌ
سَلِمْتُ : Fi’il madhi
عَلَ الرَّجُلِ : Man’ut  yang di jar kan karena ada huruf jar yaitu ‘ala
 الْمَذْهَبِ : Na’at yang di jar kan karena mengikuti man’ut
Mufrad : الْمُدَرِّسُ الْجَدِيْدٌ فِى الْفَصْلِ

Mutsanna :طَالِبَانِ جَدِيْدَانِ  هَذَانِ
Jama’  : هَؤُلَاءِ طُلَّابٌ جُدُدٌ


Dalam i’rob na’at harus mengikuti man’ut, apabila man’ut rofa’ , na’at harus di rofa’ , bila man’ut nasob, na’at harus dinasob, bila man’ut jar, na’at pun harus jar. Begitupun juga apabila man’ut mufrod, na’at harus mufrod, bila man’ut tasniah, na’at harus tasniah, bila man’ut jama’, na’at harus jama’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEUTAMAAN BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

BAB KE 3 *{الباب الثالث}: في فضيلة بسم الله الرحمن الرحيم* قال صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَ...